Employability Rankings 2022 Diwujudkan Melalui Kegiatan Ilmiah HUT UP Ke 57
Berita Umum | 13 September 2023 00:00 wib
Pada kesempatan ini Ka. PPKLKM Ir. Petiana Indriati, MM menyampaikan latar belakang kegiatan ini adalah untuk menyokong dan memperkuat employability rate Universitas Pancasila, salah satunya adalah membangun partisipasi secara pentahelic melalui hilirisasi hasil - hasil produk inovasi yang mempunyai nilai - nilai novalty dari produk dan riset mahasiswa Universitas Pancasila.
Dilansir dari laman https://www.topuniversities.com/employability-rankings/methodology, Quacquarelli Symonds (QS) kategori Graduate Employability Rankings 2022 menggunakan 5 indikator kinerja untuk melakukan perhitungan pemeringkatan Perguruan Tinggi dunia.
Indikator tersebut yaitu:
1. Employer Reputation (30%),
2. Alumni Outcomes (25%),
3. Employer-Student Connections (10%),
4. Partnerships with Employers (25%),
5. Graduate Employment Rate (10%).
Berdasarkan data hasil perhitungan Quacquarelli Symonds (QS) kategori Graduate Employability Rankings 2022, Universitas Diponegoro memperoleh poin dari masing-masing indikator yaitu: Employer Reputation (14.4), Alumni Outcomes (12.0), Employer-Student Connections (84.2), Partnerships with Employers (6.4), dan Graduate Employment Rate (96.5).
Sedangkan untuk tingkat Dunia,
berdasarkan hasil pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) kategori Graduate
Employability Rankings 2022, menempatkan Massachusetts Institute of
Technology (MIT) pada posisi pertama. Perguruan Tinggi yang terletak di
Kota Cambridge ini mencatatkan total skor sempurna yaitu 100 poin. Menempel
Perguruan Tinggi pada urutan kedua yaitu Stanford University dengan
total skor sebesar 99.3 poin. Sedangkan urutan ketiga berhasil diamankan oleh University
of California, Los Angeles (UCLA) dengan total skor sebanyak 99.1 poin.
QS Graduate Employability Rankings (Pemeringkatan Ketenagakerjaan Lulusan QS) alat yang dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja universitas dalam hal hasil dan prospek kelayakan kerja
lulusan.
- QS secara tradisional memasukkan Reputasi Perusahaan sebagai area kinerja utama yang hanya berfokus pada kelayakan kerja (user survey).
-
Metrik Reputasi Pemberi Kerja didasarkan pada lebih dari 75.000 tanggapan terhadap Survei Pemberi Kerja QS yang menjadi sumber lulusan yang paling kompeten, inovatif, dan efektif. QS Employer Survey juga merupakan yang terbesar di dunia dari jenisnya.
Hasil dari alumni (25%)
- Sebuah universitas yang menghargai karir lulusannya cenderung menghasilkan alumni yang sukses.
- Orang-orang yang berprestasi, inovatif, kreatif, kaya, wirausaha, dan/atau filantropis di dunia untuk menentukan universitas mana yang menghasilkan individu-individu yang mengubah dunia.
- Berfokus pada profil yang lebih muda, untuk memastikan relevansi kontemporer yang tinggi.
- Gelar sarjana memiliki bobot yang lebih tinggi daripada gelar pascasarjana, karena diasumsikan bahwa tahap awal dari proses pembelajaran pendidikan tinggi lebih formatif dalam membangun kemampuan kerja seseorang.
- Pertama, indikator ini menggunakan basis data Scopus Elsevier untuk menentukan universitas mana yang berhasil berkolaborasi dengan perusahaan global untuk menghasilkan penelitian yang dapat dikutip dan transformatif.
- Kedua, pemeringkatan ini mempertimbangkan kemitraan terkait penempatan kerja yang dilaporkan oleh institusi dan divalidasi oleh tim peneliti QS.
- Ketiga, angka tersebut disesuaikan dengan jumlah fakultas di setiap universitas, dan kemudian digabungkan menjadi indeks komposit.
Hubungan antara Perusahaan dan Siswa (10%)
- Indikator ini melibatkan penjumlahan jumlah pemberi kerja individu yang secara aktif hadir di kampus universitas selama dua belas bulan terakhir, untuk membangun jaringan dan memperoleh informasi.
- Berpartisipasi dalam magang yang membuka karier dan peluang penelitian. 'Kehadiran aktif' ini dapat berupa partisipasi dalam pameran karier, menyelenggarakan presentasi perusahaan, atau kegiatan promosi diri lainnya.
Tingkat keterserapan tenaga kerja lulusan (10%)
Indikator ini melibatkan pengukuran proporsi lulusan (tidak termasuk mereka yang memilih untuk melanjutkan studi atau tidak tersedia untuk bekerja) dalam pekerjaan penuh atau paruh waktu dalam waktu 12 bulan setelah kelulusan.
Hal ini memperhitungkan fakta bahwa kemampuan universitas untuk mendorong kelayakan kerja akan dipengaruhi oleh kinerja ekonomi negara tempat mereka berada.